BAHASA DAN LOGIKA


Logika

Logika ialah ilmu berpikir yang tepat, logika sekedar menunjukkan adanya kekeliruan didalam rantai proses pemikiran sehingga kekeliruan itu dapat dielakkan, maka hakekat dari logika dapat pula disebut sebagai teknik berpikir.

Bahasa

Bahasa merupakan alat dari proses pemikiran atau alat dari logika.

Hubungan Bahasa dan Logika

Dapat dijelaskan bahwa hasil yang diperoleh dari mempergunakan suatu teknik (logika), akan tergantung dari baik-buruknya alat bahasa yang digunakan.

Penggunaan bahasa sebagai alat logika harus memperhatikan perbedaan antara bahasa sebagai alat logika dan bahasa sebagai alat kesusasteraan. Kita ambil contoh dari pernyataan “Lukisan itu tidak jelek”, maka yang saya maksud lukisan itu belum dapat dikatakan indah, atau saya bermaksud lukisan itu belum dapat dikatakan indah, namun saya tidak berani untuk mengatakan bahwa lukisan itu jelek. Logika hanya dapat memperhitungkan penilaian-penilaian yang isinya dirumuskan secara seksama, tanpa suatu nilai perasaan.

Penggunaan bahasa sebagai alat dari logika masih memiliki kekurangan. Contohnya puisi yang diubah ke dalam bentuk prosa. Puisi tadi akan kehilangan nilai puisi-nya, pikiran yang tadi muncul didalam puisi dengan indahnya tidak lagi menghantarkan maknanya kepada si pembaca. Hakekat kesusastraan berada di atas hubungan dan batas-batas logika, bahkan keindahana dalam puisi bertentangan syarat-syarat logika.

Begitu pula terjadi didalam peribahasa, perumpamaan-perumpamaan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari mungkin dapat dimengerti seperti “bintang lapangan”, “kupu-kupu malam”. Syarat-syarat logika dalam pembentukan peribahasa diabaikan didalam susunan kata –katanya dan isinya.

Bahasa sebagai alat logika memiliki kekurangan–kekurangan, karena sebagaian besar bahasa berkembang dan dipengaruhi oleh proses berpikir secara pre-logis (tidak logis) seperti simbolisme didalam mitologi.

Jadi,bahasa memiliki dua fungsi yang dilihat dari segi perkembangannya. Bahasa lebih mudah digunakan pada kesusastraan daripada sebagai alat pemikiran ilmiah umumnya khususnya pada logika.

PENGERTIAN DAN TERM

Arti Pengertian dan Term

Pengertian adalah gambaran dari sesuatu yang ada dalam pikiran kita yang dapat dilihat oleh akal kita. Pengertian juga disebut juga sebagai ” konsep terhadap sesuatu”. Sedangkan term adalah ungkapan pengertian dalam bentuk kata atau beberapa kata.

Misal : Istilah “biologi” yang terbentuk dari dua suku kata yaitu “bios” dan “logos”. Ide atau konsep yang terkandung dalam dua rangkaian kata itu disebut sebagai pengertian atau apa yang dimaksud dengan istilah “biologi”. Sedangkan istilah “biologi” itu adalah term.

Kata “manusia”, dalam gambaran kita bila orang menyebut “manusia”, telah tergambar dalam akal budi tentang apa yang ditunjukkan dengan kata”manusia” itu. Gambaran inilah yang disebut sebagai pengertian, sedangkan kata “manusia” yang merupakan ekspresi dari dari pengertian itu disebit dengan term.

Jadi ekspresi pengertian dalam bentuk kata atau beberapa kata disebut term.

Term sebagai ungkapan pengertian, jika terdiri dari satu kata atau satu istilah maka term dikatakan sebagai term sederhana atau term simpel, seperti manusia , gajah, negara, dan lainnya. Dan jika terdiri dari beberapa kata maka term itu dinamakan term komposit atau term kompleks, misal : reaktor atom, sejarah kontemporer, sejarah ekonomi, dan sebagainya. Term komposit ini walaupun masing-masing bagian mempunyai pengertian sendiri-sendiri, tetapi jika digabungkan hanya menjadi satu pengertian.

Kata atau istilah yang untuk mengungkapkan pengertian juga sebagai simbol dari pengertian. Term berarti kata suatu kesatuan kata-kata yang dapat dipergunakan sebagai subyek atau prediket logika. Term (kata) yang tak mungkin digunakan dalam logika bukanlah merupakan sebuah term, meskipun setiap term itu terdiri dari kata-kata. Dengan demikian dapat dikatakan juga term adalah simbol atau kesatuan beberapa simbol yang dapat untuk menyatakan suatu pengertian. Kata sebagai simbol yang dapat untuk menyatakan suatu pengertian dibedakan atas menjadi dua macam yaitu kata kategorimatis dan kata sinkategorimatis. Kata kategorimatis ialah kata yang dapat mengungkapkan sepenuhnya suatu pengertian yang berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain, meliputi: nama diri, kata sifat, istilah yang mengandung pengertian umum. Kata sinkategorimatis ialah kata yang tidak adapat mengungkapkan suatu pengertian yang berdiri sendiri jika tidak dibantu oleh kata lain, misalnya kata: adalah, jika, semua, maka, dan sebagainya.

KONOTASI DAN DENOTASI

Setelah mengerti dengan pengertian term, selanjutnya yang penting diketahui adalah konotasi dan denotasi. Konotasi dengan istilah lain berarti intensi atau isi, sedangkan denotasi dengan istilah lainnya berarti ekstensi atau lingkungan. Konotasi dan denotasi term ini merupakan hal mutlak untuk penalaran.

Konotasi

Konotasi adalah keseluruhan arti yang dimaksudkan oleh suatu term. Yang dimaksudkan dengan keseluruhan arti adalah kesatuan antara unsur dasar dengan sifat pembeda yang bersama-sama membentuk suatu pengertian. Jadi, jika ingin menguraikan konotasi suatu term tidak jarang harus menggunakan banyak kata. Dengan menggunakan bahasa yang mudah dapat dinyatakan bahwa konotasi tidak lain adalah isi atau apa yang termuat dalam suatu term, misal term”manusia:

Konotasi term manusia adalah “hewan yang berakal budi” atau secara terurai dapat dirumuskan “substansi (unsur dasar) yang berbadan, berkembang, berperasa dan berakal (sifat-sifat pembeda)”.

Konotasi term ”demokrasi” adalah suatu bentuk pemerintahan (sebagai unsur dasar atau jenis) yang berdasarkan atas tuntutan dari rakyat yang dipertimbangkan oleh rakyat untuk kepentingan rakyat (sebagai sifat pembeda).

Konotasi kata term “hukum” adalah peraturan (sebagai unsure dasar atau jenisnya) yang bersifat memaksa (sebgai sifat pembeda atau pemisahnya)

Di sini jelas bahwa konotasi term adalah suatu definisi. Tetapi tidak semua definisi adalah konotasi term., hal ini akan dibahas pada bab definisi.

Denotasi

Setiap term mempunyai denotasi atau lingkungan. Denotasi adalah keseluruhan hal yang ditunjuk oleh term, atau dengan kata lain keseluruhan hal sejauh mana term itu dapat diterapkan. Contoh diatas tadi meliputi “manusia”, “demokrasi”, “hukum”, denotasinya sebagai berikut:

Denotasi term “manusia” yang didefinisikan sebagai hewan berakal , dapat diterapkana pada bangsa Indonesia, bangsa Cina, bangsa Yahudi.

Denoatasi term ”demokarasi” ynag telah didefinisikan, dapat diterapkan sebagai demokrasi Indonesia, demokarasi Amerika.

Denotasi term ”hukum” yang telah didefinisikan, dapat diterapkan pada hukum pidana, hukum perdata, hukum positif, dan dalam bentuk hukum lainnya.

Denotasi term ini menunjukkan suatu himpunana, karena sejumlah hal-hal yang ditunjukkan itu menjadi suatu kesatuan denag ciri-ciri tertentu. Atau, dengan adanya sifat-sifat yang diuraikan oleh konotasi (isi term) maka dapatlah dihimpun beberapa hal tertentu

Hubungan Konotasi dan Denotasi

Kalau denotasi diartikan luas cakupannya dari suatu term, sedangkan konotasi berarti isi yang dikandung term itu. Antara denotasi dengan konotasi mempunyai kaitan yang erat, sebab keduanya saling ketergantungan. Jika konotasi bertambah maka denotasi berkurang, dan sebaliknya. .Untuk itu digunakan dalam kaedah seperti berikut ini:

1. Jika denotasi bertambah, konotasi berkurang

2. Jika denotasi berkurang, konotasi bertambah

3. Jika konotasi bertambah, denotasi berkurang

4. Jika konotasi bertambah, denotasi berkurang.

Contoh : term “demokrasi”, jika hanya kata demokrasi saja, maka denotasinya yang dapat dicakupnya sangat luas, baik demokrasi Amerika Serikat, demokrasi di Uni Sovyet, dan demokrasi yang ada di Indonesia. Tetapi bila ditambah dengan ciri pembeda dengan kata “pancasila”, dalam arti “demokrasi pancasila”, maka hanya dapat diterapkan dalam diterapkan di negara yang berdasarkan “pancasila” saja, yaitu negara Indonesia saja.

Contoh lain misalnya term “negara”. Jika penggunaan term ”negara” ini sebagai konotasinya adalah “organisasi masyarakat dalam suatau wilayah yang bertujuan kesejahteraan umum dan tunduk pada satu pemerintahan pusat”, maka denotasinya ialah semua negara-negara yang ada di dunia sejak dahulu hingga sekarang, Jika pada konotasi term “negara” ini ditambahkan dengan “tunduk pada satu pemerintahan pusat yang dipilih oleh rakyat”, maka penambahan ini ini akn melahirkan pengertian baru yaitu “negara demokrasi”. Dengan demikian denotasinya tidak memasukkan negara-negara totaliter dan negara-negara absolut dan bentuk-bentuk lainnya.

JENIS-JENIS TERM

  1. Pembagian term menurut konotasi

    1. Term konkrit artinya suatu term yang menunjukkan suatu benda yang mempunyai kualitas dan eksistensi, seperti meja, rumah, dan radio

    2. Term abstrak yaitu term yang menyatakan kualitas atau kualitas yang terlepas dari eksistensi tertentu, misalnya putih, merah dan kekuatan, kepahlawanan.

  2. Pembagian term menurut denotasi

a) Term umum yaitu dapat mencakup setiap anggota suatu klas dengan arti yang sama, misalnya: mahasiswa, buku, warga, dan lain-lain. Kemungkinan pemakaian term umum bagi benda-benda yang terbatas jumlahnya dalam suatu klas tergantung pada kenyataan bahwa benda-benda ini memilki sifat umum. Term Umum masih dibagi menjadi :

      1. Universal: Sifat umum yang berlaku di dalamnya tidak terbatas oleh ruang dan waktu, misal orang , manusia, mahasiswa.

      2. Kolektif : Sifat umum yang berlaku di dalamnya menunjukkan pada suatu kelompok tertentu sebagaian kesatuan, misalnya : rakyat Indonesia, bangsa Cina, Mahasiswa UGM.

    1. Term Khusus : yaitu hanya menunjukan sebagian dari keseluruhan sekurang-kurangnya satu bagian atau satu hal. term khusus juga dibedakan yaitu :

      1. Partikuler : Sifat khusus yang berlaku di dalamnya hanya menunjukan sebagian tidak tertentu dari suatau keseluruhan, misalnya: sebagian manusia, sebagian mahasisiwa, sebagian hewan yang dapat hidup di air.

      2. Singular : sifat khusus yang berlaku di dalamnya hanya menunjukkan pada satu hal atau satu himpunan yang mempunyai hanya satu anggota, misalnya: presiden pertama RI, dosen logika FIB.

  1. Pembagian Term menurut kandungan makna.

    1. Makna penuh yaitu bila makna suatu term itu betul-betul sepenuhnya arti yang yang dikandungnya. Seperti: “Saya membeli rumah”, pengertian rumah di sini betul-betul rumah dalam arti yang sebenarnya bukan sebagian dari rumah.

    2. Makna kandungan yaitu bila dengan term itu yang dimaksud hanya sebagian dari term yang dinyatakan. Seperti : “Saya sedang memompa sepeda”, maka yang dipompa adalah ban sepeda, bukan sepeda.

    3. Makna lazim yaitu bila term itu yang dimaksud sama sekali dikeluarkannya, tetapi lazim mengikuti trem yang disebut. Seperti: “Tadi pagi saya memasak di rumah”, maksudnya ialah memasak di dapur, sebab dapur adalah bagian dari rumah.

  2. Pembagian term menurut kategori

    1. Substansi, suatu zat dasar yang diliki oleh suatu yang dapat berdiri sendiri; manusia, singa, pohon, bunga adalah semua pengertian yang dinyatakan secara gramatikal.

    2. Kuantitas, jumlah atas sekian banyak diri atau pun satu diri yang memiliki besaran atau ukuran/memiliki nilai dan satuan; besar, kecil, panjang, lebar, dalam, dan sejenisnya.

    3. Kualitas, sifat perwujudan sebagai ciri atau tanda pengenal; putih, panas, dingin, bagus, baik, dan sejenisnya.

    4. Relation (hubungan), hubungan dengan berbagai hal lain; mirip, sama, majikan, hamba, guru, murid, dan sejenisnya.

    5. Aksi (tindakan), tindakan yang mempengaruhi dalam perbuatan; membangun, mengajar, melahirkan, dan sejenisnya.

    6. Passi, kesan yang dipengaruhi dari perbuatan; dibangun, diajar, dilahirkan, dan sejenisnya

    7. Ruang, tempat yang menyertai di mana sesuatu itu ada; di sini, di situ, di rumah, di kamar, dan sejenisnya.

    8. Waktu, tempo yang menyertai kapan sesuatu itu ada; sekarang, kemarin, besok, bulan depan, dan sebagainya.

    9. Posisi, kedudukan sesuatau itu berada dalam suatu tempat; duduk berdiri, berlutut, dan sebagainya.

    10. Keadaan, kepunyaan khusus yang menyertai kedudukan; bersenjata, berpakaian, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Abri, Ali.1991,Pengantar Logika Tradisional,Surabaya:Usaha Nasional

Bakry, Noor Ms,1986,. Logika Praktis Bagian Pertama, Yogyakarata: Liberty

Hutabarat,1967, Logika. Djakarta: Erlangga




 

 

 

 

 

About sejarawan

Sudah tidak kuliah lagi....sekarang dalam masa kebingungan yang sangat amat Twitter: @TanayaYP

16 responses to “BAHASA DAN LOGIKA”

  1. arief says :

    tulisannya bagus. saya suka tag linenya. semua adalah sejarah. tapi sejarah bukan semuanya. saya punya ide ” sesungguhnya umat terdahulu yang tertulis dibeberapa kalimat di alquran itu bukan umat jaman dulu. tapi itu KITA. ” bagaimana ??

  2. arief zein says :

    tiap kali berbicara sejarah, bawaannya mesti saja membosankan, mungkin karena metode konvensional yang tidak menarik seperti bertutur namun tanpa penyelaman..
    namun akan sangat berbeda ketika kita membaca Asvi Marwan Adam, Sejarawan LIPI, dalam tulisan nya selalu saja ada yang menyentak, sesuatu yang baru, sesuatu yang membuat kita selalu daja tertipu dengan apa yang kita ketahui..
    tapi saya angkat topi untuk kawan-kawan yang membuat ini, karena memang sejarahlah yang membentuk kita, sejarah yang mengingatkan kita kenapa KITA mesti ADA, mustahil ada hari ini tanpa kemarin sudah menjadi bukti yang cukup bahwa sejarah itu penting!

  3. nadia says :

    Makasih tulisannya bisa saya jadikan referensi tugas

  4. hapiz says :

    Makasih berat, buat tugas mpkt nih. berguna banget

  5. diva says :

    apalah ni!!!!!!!!

    Jelek!!!!

  6. opi says :

    makasih lumayan buat referensi dari pada ga ada? sering-sering nulis ya tentang yang lainnya.

  7. jadmikoz says :

    Lumayan buat Ngerjain Tugas, Thx yah …

  8. uni says :

    trima kasih tulisannya bantu tgs uas saya, saya kurng ngerti tadinya ttng konotasi dan denotasi dalam logika

  9. abdinho says :

    Wah, pada banyak yang copas dari sini yah buat tugas MPKT…

  10. caca says :

    wew……………..makasih ya,,tulisannya bagus ngepas banget ma tugas Dasar Logika aku..

  11. kathy says :

    ea mayan bwt ngerjain tugas

  12. lalan says :

    hatur nuhun… mudah-mudahan jadi amal ibadah yang baik amin…

  13. lalan says :

    terimakasih…. buanyaaaaaaaaaaak

  14. Yeni says :

    akhirnya ketemu jg..selesai deh tugas w….makacii..yach…

Trackbacks / Pingbacks

  1. Makalah Hubungan Logika dan Bahasa | "Cerita Sebuah Kado" - 30 Maret 2016

Tinggalkan komentar