Arsip | Berita RSS for this section

Petunjuk Teknis Madrasah Young Researchers Supercamp (MYRES)Tahun 2023.

Juknis MYRES 2023 diterbitkan dalam rangka pelaksanaan Madrasah Young Researchers Supercamp (MYRES) Tahun 2023 melalui Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag.

Surat Keputusan ini bertujuan agar pelaksanaan MYRES yang rangkaian acaranya dimulai dari bulan Maret – September Tahun 2023 dapat berjalan dengan lancar sesuai petunjuk teknis ini. Oleh karena itu, Direktorat KSKK madrasah menerbitkan SK Dirjen Pendis Kemenag Nomor 1561 Tahun 2023 tentang petunjuk pelaksanaan MYRES Tahun 2023

Jadwal Kegiatan MYRES Tahun 2023

Rangkaian kegiatan MYRES 2023 dimulai dari bulan Maret sampai dengan September Tahun 2023 dengan rincian sebagai berikut:

  • 20 Maret s.d 19 Mei 2023: Pendaftaran Unggah Proposal Penelitian
  • 29 Mei 2023: pengumuman hasil penilaian Proposal Penelitian
  • 8 s.d 11 Juni 2023: Presentasi Proposal Penelitian
  • 16 Juni 2023: Pengumuman hasil Presentasi Proposal Penelitian
  • 23 Juni s.d 3 Agustus 2023: Pembimbingan dan pelaksanaan penelitian
  • 4 s.d 6 Agustus 2023: Pengumuman hasil penelitian dan draft artikel
  • 11 s.d 13 Agustus 2023: Presentasi hasil penelitian
  • 20 Agustus 2023: pengumuman hasil presentasi penelitian
  • 3 s.d 7 September 2023: Grand Final, Presentasi hasil dan MYRES EXPO 2023

Persyaratan Peserta MYRES Tahun 2023

Perdaftaran peserta MYRES 2023 dibuka mulai tanggal 20 Maret s.d 19 Mei 2023, adapun persyaratan peserta Madrasah Young Researchers Supercamp (MYRES) Tahun 2023 adalah sebagai berikut:

  • Warga Negara Indonesia (WNI)
  • Siswa MTs Kelas VII dan VIII serta Siswa Madrasah Aliyah (MA) kelas X dan XI pada Tahun Pelajaran 2023/2024.
  • Peserta bisa perseorangan atau kelompok (maksimal 2 orang) yang terdiri dari ketua dan satu anggota. Penelitian yang dilakukan secara kelompok (maksimal 2 orang) harus berasal dari madrasah yang sama.
  • Setiap peserta hanya diperbolehkan mengirimkan 1 (satu) judul/proposal dan satu bidang penelitian.
  • Setiap madrasah hanya boleh mengirimkan maksimal 5 proposal untuk setiap bidang.
  • Peserta belum pernah menjadi juara 1 MYRES pada bidang dan jenjang yang sama.
  • Dan lain-lain sebagaimana juknis MYRES 2023 yang dapat diunduh dibawah ini.

Download Petunjuk Teknis (Juknis) MYRES Tahun 2023

Selengkapnya terkait mekanisme pelaksanaan Madrasah Young Researchers Supercamp (MYRES) Tahun 2023 dapat dibaca dalam Juknis MYRES Tahun 2023 yang dapat diunduh disini: Unduh File.

Aksi Budaya dari Yogyakarta untuk Indonesia Bhineka

Forum Yogyakarta untuk Keberagaman (YuK!) yang beranggotakan lebih dari seratus organisasinon pemerintah dan elemen masyarakat sipil akan mengadakan Aksi Budaya Dari Yogyakarta untuk Indonesia Bhineka.

Acara ini digelar Minggu (24/6) sejak pukul 14.30 WIB dan para peserta pawai berkumpul di Gedung Agung, Yogyakarta. Mereka bakal mengenakan pakaian merah putih.

Koordinator Forum Yogyakarta untuk Keberagaman (YuK!) Naomi Srikandi mengatakan perhelatan ini digelar sebagai wujud keprihatinan terhadap ancaman dan pelanggaran kebhinekaan yang sejak lama hidup dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari keseharian masyarakat Yogyakarta.

“Bersama Sri Sultan Hamengku Buwono X, seluruh peserta aksi akan membacakan Manifesto Yogyakarta untuk Kebinekaan dan membunyikan titir kentongan bersama,” jelas Naomi dalam keterangan pers melalui Humas YuK!, Minggu (24/6).

Dijelaskan, titir kentongan dipilih sebagai simbol peringatan atau tanda bahaya yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jawa saat terjadi keadaan bahaya dan keselamatan warga terancam.

Aksi-aksi kekerasan yang berulangkali terjadi akhir-akhir ini di Yogyakarta, seharusnya dimaknai sebagai ancaman terhadap sejarah panjang harmoni dan dinamika kebhinekaan di Yogyakarta.

Kasus-kasus yang menodai keberagaman di Yogyakarta, di antaranya; pembatalan paksa Panggung Keberagaman International Day Against Homophobia (2010), pembubaran paksa Queer Film Festival (2010), penyerangan diskusi Irshad Manji di LKiS (2012), aksi teror dan penolakan keberadaan tempat ibadah di Giri Wening di Gunung Kidul

Penelitian The Wahid Institute, misalnya, mencatat pada tahun 2011 di Indonesia telah terjadi 92 kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan, 9 kasus kekerasan dan pemaksaan keyakinan serta 9 penyegelan dan pelarangan rumah ibadah dan kriminalisasi keyakinan tercatat 4 kasus. Tindakan intoleransi dalam beragama dan berkeyakinan tahun 2011 naik 184 kasus (16%) dibandingkan tahun 2010 (134 kasus).

Kategori tindakan intoleransi tertinggi adalah intimidasi dan kekerasan atas nama agama (48 kasus), di dalamnya termasuk penyebaran kebencian terhadap kelompok lain (27 kasus), pembakaran dan perusakan properti (26 kasus), serta diskriminasi atas nama agama (26 kasus).

Naomi menerangkan, melalui aksi budaya ini, Forum YuK! berharap agar seluruh masyarakat, termasuk di dalamnya jajaran pemerintah dan kepolisian, terbangun dan sadar untuk bersikap segala bentuk kekerasan yang mengancam kebhinekaan.

“Aksi ini diharapkan juga dapat menjadi perekat untuk menyatukan kembali kepedulian kita pada kebinekaan yang menjadi milik seluruh warga Yogyakarta dan Indonesia,” paparnya.

Sejumlah seniman Yogyakarta maupun aktivis pluralisme bakal mendukung kirab budaya ini di antaranya, Butet Kartaradjasa, Alissa Wahid (putri Gus Dur),
M Imam Aziz, Kill the DJ, Meth Kusumahadi, dan Bondan Nusantara.

Penulis: Kristantyo Wisnubroto

POSTER ‘Dari Yogyakarta untuk Indonesia Bineka’

Beberapa poster untuk aksi budaya ‘Dari Yogyakarta untuk Indonesia Bineka’, Minggu 24 Juni 2012. SIlahkan unduh, sebarkan, cetak, dan bawa pada aksi besok tanggal 24 Juni 2012  pukul 14.30 WIB di depan Gedung Agung/Istana Presiden!